Fashion Style of INFJs
Suasana perayaan lulus sidang skripsi hari itu penuh dengan tawa bahagia. Jutaan titik flash light menghiasi senja yang beranjak malam. Ya, mengabadikan momen bahagia di hari itu merupakan hal yang tak akan pernah terulang lagi. Kuhampiri temanku yang sedang bersukacita atas kelulusannya. Saat itu, aku menggunakan sweater tipis tanpa kancing/ resleting berwarna hitam cokelat, lungsuran dari Bibi. Tak lupa, dipadukan dengan celana kantor dengan lubang bagian kaki yang longgar berwarna putih tulang, lungsuran dari Ibu. Juga, kerudung motif garis putih biru menutupi rambut dan pundakku. Lalu, teman sekelasku yang disukai oleh dua hingga tiga orang perempuan di kelasku, mengatakan hal ini kepadaku.
"Selera pakaianmu eklektik ya".
Itulah salah satu penggalan kata seseorang yang melekat dalam pikiran saya hingga kini, tentang gaya berpakaian saya.
Sebelum saya cerita lebih lanjut, mungkin kamu belum paham dengan kata eklektik. Dengan latar pendidikan arsitektur, kami sering menerapkan beberapa istilah arsitektur dalam kehidupan sehari - hari. Jadi, eklektik itu adalah gaya interior yang menggabungkan beberapa unsur budaya, sehingga menjadi satu kesatuan. Jika disandingkan dengan pernyataan teman saya tadi, selera pakaian saya itu berarti campur - campur, dan menjadi satu kesatuan fashion style yang tak biasa.
Well, saya tak merasa itu aneh, atau tak biasa. Namun, mungkin saja karena saya tak mengikuti tren fashion terkini, orang lain jadi bertanya - tanya, mengapa saya berpakaian out of date dan bertabrakan sana sini. Bukan sekali dua kali saya mendapatkan attention dari orang di sekitar, saya sering merasakan pandangan orang lain tertuju pada saya karena menggunakan padu padan pakaian yang tak biasa menurut mereka.
Photo by Katsiaryna Enduszkiewicz on Unsplash |
Saya juga pernah menemukan berbagai komentar dalam suatu channel YouTube, bahwa ternyata bukan saya seorang diri saja yang memiliki gaya berpakaian seperti itu, melainkan hampir semua INFJ!
Well, saya akan analisa beberapa fashion style INFJ, here we go!
Outfit Nostalgia Tahun 80an/ 90an Milik Orangtua
Bagi INFJ yang terkenal dengan old soul-nya, maka INFJ akan sangat senang sekali dengan gaya pakaian jadul. Outfit tahun 80an atau 90an membawa kenangan lama yang bahkan kita tidak pernah mengalaminya di masa itu. Seringkali saya menginginkan untuk kembali ke tahun lampau itu, dan bertanya - tanya, bagaimana rasanya hidup di era itu? Tanpa teknologi yang secanggih sekarang, tanpa acara gathering yang berfokus ke ponsel masing - masing, dan menjalankan kisah asmara dengan komunikasi via telepon rumah jadul dan surat dari Pak Pos. Pasti menyenangkan sekali, kehidupan di dunia nyata akan terasa lebih hidup.
Outfit lungsuran dari orangtua ini seperti harta karun bagi INFJ, karena INFJ suka sekali memadumadankan pakaian dari berbagai era.
Tak Mengikuti Trend Fashion Terkini
Lagi - lagi, INFJ dengan old soul-nya, menolak untuk mengikuti fashion terkini. Sebab, terlalu mainstream untuk digunakan di masa kini. INFJ tak suka dengan hal yang biasa, mereka ingin menonjolkan keunikan diri, termasuk gaya berpakaian. Apabila INFJ tak suka bergaya pakaian dewasa, maka dia akan bergaya pakaian seperti remaja. Apabila tak suka dengan gaya pakaian young adult di Indonesia, maka dia akan bergaya pakaian young adult di Korea, dan seterusnya.
Bahkan, dalam gaya berpakaianpun, INFJ masih menjadi pemberontak sejati yang melawan stereotype masyarakat.
Membeli Pakaian di Thrift Shop
Karena tak suka dengan trend fashion masa kini, maka INFJ akan senang sekali untuk berbelanja pakaian di thrift shop. Selain gaya pakaiannya yang jadul, harganya juga murah dan efisien untuk mengurangi polusi pakaian di dunia. Apalagi, dengan harga yang murah meriah, berbelanja pakaian di sana malah mendapatkan kualitas bahan pakaian yang baik, tinggal selektif saja dalam memilih kondisi pakaiannya.
Outfit Tokoh atau Warna Favorit
Seringkali INFJ tergiur untuk membeli pakaian dengan warna yang sama, juga dengan tokoh favorit yang sama. Namun, tidak berarti selamanya INFJ menggunakannya, adakalanya akan dipadupadankan dengan pakaian lain yang senada gayanya ataupun warnanya.
Jarang Membeli Pakaian Baru
Dibandingkan dengan kebanyakan orang yang rutin membeli pakaian setiap beberapa waktu, INFJ malah jarang sekali membeli pakaian, kecuali perlu atau memang sedang lewat toko tersebut. Bahkan, pada hari libur besar seperti Lebaran, INFJ masih mau memakai pakaian Lebaran yang tahun lalu.
Lungsuran Baju dari Kakak
Sebagai anak kedua dan seterusnya, pasti kamu sering mendapatkan baju lungsuran, atau bekas kakakmu terdahulu. Mama selalu bilang, "daripada beli lagi, pakaian ini masih bagus buat kamu, Dek."
INFJ tak begitu keberatan untuk menerima pakaian bekas, selama itu masih bagus dan fungsional, pakaian tersebut akan dipakai bertahun - tahun lamanya.
Padu Padan Pakaian di Lemari
Karena sering mendapat pakaian bekas dari siapapun, bahkan baju barunya beli di thrift shop, apalagi jarang beli baju baru, maka lemari akan terisi dengan pakaian yang seadanya. Namun, dari sinilah kreatifitas INFJ dalam memadumadankan berbagai pakaian yang ada. Unik, fresh, tak biasa, dan mungkin takkan pernah terpikirkan oleh orang lain.
Orang Lain Sering Mengatakan "Selera Fashion-mu Aneh"
Aneh, unik, eklektik, jadul, norak, tak biasa. Semua kosakata itu melekat sebagai penilaian dari orang lain terhadap fashion style INFJ. Menjadi pusat perhatian karena gaya berpakaian, menjadi hal yang lumrah, dan sejujurnya malah terganggu dengan atensi yang diperoleh.
Sudah beberapa kali diberi tips pun, INFJ tetap pada pendiriannya dalam berpakaian. Sakit hati? Tentu tidak. Sebab, saat kita menjadi diri sendiri, maka bahagia akan muncul. Asal tetap sopan, dan sesuai pada tempatnya, tidak masalah. Jadi, tetaplah menjadi dirimu dengan fashion style-mu, INFJ!
Itulah sekilas insight tentang fashion style INFJ. Terimakasih sudah mengunjungi Personagram. Jangan lupa kunjungi Personagram di Instagram ya (@personagram.id dan @fellowinfj)! Love yaaaa!!
Comments
Post a Comment