Cara Menemukan Karir sesuai Passion, Kamu Bisa Coba!

Hello, Personaria!

Bagi sebagian orang, masa depan merupakan suatu hal yang sangat ditunggu - tunggu kedatangannya, sebab kita penasaran untuk tahu kita akan menjadi apa di kemudian hari.

Namun, dengan alasan yang sama pula, sebagian orang lainnya menganggap bahwa masa depan merupakan sesuatu yang menakutkan. Dilansir dari situs Alodokter, ketakutan ini disebut dengan quarter life crisis, yaitu seseorang dengan periode usia 18–30 tahun, yang merasa tidak memiliki tujuan hidup, khawatir, bingung, galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa depan, dan mempertanyakan eksistensinya sebagai manusia. Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karir, dan kehidupan sosial.

Di artikel ini, kita akan fokus kepada karir. Seringkali ketakutan akan karir di masa depan muncul karena tidak tahu passion apa yang ada di dalam diri. Merasa tidak suka dan terjebak dalam pekerjaan yang digeluti kini. Apalagi passion seringkali tidak ditemukan dalam waktu satu atau dua hari.

Passion? Apa itu passion?

Dilansir dari situs Finansialku, passion adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang. Dilakukan secara terus menerus, tidak pernah merasa bosan, tidak memikirkan untung dan rugi, serta jika tidak dilakukan akan merasa ada sesuatu yang kurang. Contohnya, kecintaanmu terhadap sejarah Indonesia menjadikanmu memiliki cita - cita untuk mendirikan museum sejarah Indonesia atau bekerja di sana. Jadi, passion bersifat gairah atau cinta terhadap sesuatu.

Well, setelah tahu definisi passion, apakah kamu bisa tahu sesuatu yang kamu cintai? Passion dan hobi berbeda loh, tetapi passion bisa saja tercipta dari hobi yang kamu miliki. Saya beri contoh, jika kamu hobi menonton film, kamu bisa jadi memiliki passion mengoleksi icon film, seperti miniatur mobil pada film Fast and Furious, atau kostum Batman serta miniatur mobilnya, sangkin cintanya kamu dengan film tersebut. Namun, jika kamu hanya sebatas menonton film untuk bersenang - senang saja, tanpa mengoleksi barang atau bercita - cita menjadi pemain film, berarti hobimu hanya sebatas hobi biasa.

Lalu, sebelum kamu melangkah menuju karir masa depan, agar mengurangi kadar ketakutan akan karir masa depan, dan bahkan bahagia dengan pilihanmu, alangkah lebih baiknya kamu menyusun strategi pemetaan tujuan karir sejak dini, untuk mengetahui jalur karir seperti apa yang cocok denganmu.

Sejak dini? Sedini apa?

Jika kamu bisa memetakan passion, bakat dan hobi kamu sejak sekolah menengah, itu jauh lebih baik, walaupun bisa saja berubah di tengah jalan, tetapi setidaknya kamu masih bisa berubah haluan karena belum terlalu tua untuk itu. Sebab dunia jarang memberi kesempatan untuk berkembang ketika kita sudah tua. Kejam ya?

Bukankah kita tidak boleh menyerah sampai kapanpun untuk menemukan passion, bakat, dan hobi kita? 

Ya, memang, tapi semakin tua, fisikmu tak lagi sama seperti saat muda. Walaupun memang, setiap orang memiliki fisik yang berbeda, tapi rata - rata, semakin menua, semakin seringpula kita lupa dan sulit untuk belajar hal baru. Lagipula jika kamu masih ingin bekerja di perusahaan tertentu saat umur sudah senja, akan sulit sekali, apalagi kamu baru memulai karir karena baru menemukan passion di hari tua. Bukan tidak mungkin loh, passion-mu ditemukan umur 50an atau 60an, dan... sukses! Ingat saja KFC! Namun, lebih cepat passion teridentifikasi, lebih baik bukan? 

Bagaimana? Sejauh ini sudah tergambar passion-mu yang sebenarnya?

Jika belum, mari kita lanjut dengan solusi strategi pemetaan tujuan karir yang akan saya paparkan. Sebenarnya, saya bukan orang pertama yang mengusulkan solusi ini, sebab sudah banyak sekali artikel yang membahas ini. Namun, saya akan membahas dari sudut pandang saya. Jika kamu tak setuju, atau ada solusi yang lebih baik, kamu boleh mengajukan pendapatmu dengan sopan ya di kolom komentar! Here we go!


Diagram Venn Tujuan

Jika kamu mencari Diagram Venn Tujuan (Purpose Venn Diagram) di mesin pencari, maka akan muncul diagram Ikigai.

Apakah Diagram Venn Tujuan sama dengan konsep Ikigai?

Sangat berbeda. Apa yang ditulis dibuku dan yang tersebar diinternet sama sekali berbeda. Apalagi, konsep Ikigai tidak berawal dari diagram Venn. Dilansir dari situs Ikigai Tribe, Diagram Venn Tujuan diciptakan pada tahun 2011 oleh Andres Zuzunaga, seorang penulis dan astrolog asal Spanyol. Lalu, pertama kali beredar di publik pada tahun 2012 melalui buku Qué Harías Si No Tuvieras Miedo? (What Would You Do If You Weren't Afraid?).

Diagram Venn Tujuan

Saat menciptakan diagram ini, Zuzunaga terinspirasi dari bentuk grafik astrologi dan menyederhanakannya dalam bentuk diagram Venn. Isi diagram fokus pada tujuan karir, dengan uraian hal yang disukai dan kemampuan diri. Setelah membagikan diagram kepada teman dan komunitasnya, pada tahun 2014, diagram tersebut menjadi terkenal karena dibahas oleh Marc Winn dalam artikel blognya yang berjudul 'What's your Ikigai?'. Dalam artikel tersebut, Winn membahas Ikigai setelah menonton Ted Talk dengan pembicara Dan Buettner, tentang How to Live 100+ yang menyebutkan konsep Ikigai. Dalam blog tersebut, Winn mengganti kata 'purpose/ tujuan' dalam Diagram Venn Tujuan menjadi kata 'Ikigai', dengan tujuan menggabungkan filosofi antara Ikigai dan Diagram Venn Tujuan. Dari sinilah kesalahpahaman bermula.

Terlepas dari kesalahpahaman yang terjadi, Diagram Venn Tujuan ini sudah banyak digunakan oleh life coach dan HR manager untuk menyederhanakan pandangan tentang menemukan tujuan dalam karir, termasuk passion di dalamnya.

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan diagram ini? Berikut ini penjelasannya.


Apa yang kamu suka?

Pada bagian ini, kamu bisa menjawab hobi dan kecintaan kamu terhadap sesuatu. Ingat, walaupun kamu bisa melakukan sesuatu, belum tentu kamu menyukainya. Jadi, pilih kegiatan yang benar - benar kamu sukai. Contoh: kamu suka menonton film, menulis memoar dan puisi, membaca dan menulis segala hal tentang psikologi, membaca novel, fotografi, menganalisa perilaku manusia, dan hiking.


Apa yang kamu kuasai?

Kamu bisa mengisi bagian ini dengan kegiatan yang kamu bisa lakukan, suka ataupun tidak suka. Lebih baik jika kamu ahli dalam hal tersebut. Contoh: kamu bisa membuat desain grafis, menulis artikel, data entry, mengoperasikan ArcGis, mendesain rumah sederhana, mengajar, memberikan nasihat, mendengarkan, dan memahami orang lain.


Apa skill yang membuatmu dibayar?

Isi bagian ini dengan pekerjaan yang pernah atau sekarang kamu tekuni. Jika belum pernah bekerja, isi dengan project/ tugas sekolah/ skill yang kamu pikir bisa dibayar dengan uang. Contoh: mengajar, pemetaan, membuat desain grafis, data entry, menulis artikel, membuat desain rumah.


Apa yang dibutuhkan dunia?

Bagian ini mengacu pada visimu di masa depan, kelak apa peran yang kamu inginkan di tengah masyarakat, agar berguna bagi khalayak ramai. Contoh: kamu ingin membantu orang lain yang mengalami quarter life crisis, agar keluar dari zona nyaman, tetapi tetap menjadi diri sendiri. Kamu ingin orang lain bahagia dan mensyukuri hidupnya, memperbaiki kekurangan diri, dan bertanggungjawab dengan pilihan yang telah diambil dalam hidupnya.

Contoh Pengaplikasian Diagram Venn Tujuan


Berikut penjelasan irisan yang terjadi:

Pada irisan passion, terdapat persamaan antara hal yang kamu suka dan kuasai:

Menulis tentang psikologi - menulis artikel.

Menganalisa perilaku manusia - memahami orang lain.

Sehingga terbentuk passion-mu, yaitu menulis artikel psikologi dan menganalisa perilaku manusia.


Pada irisan profession, terdapat persamaan antara hal yang kamu kuasai dan skill yang bisa dibayar darimu:

Berupa beberapa hardskill dan softskill.

Sehingga terbentuk profesi/ pekerjaan yang bisa kamu jalankan, yaitu data entry, desainer grafis, drafter, guru, urban planner, dan content writer.


Pada irisan vocation, terdapat persamaan antara skill yang bisa dibayar darimu dan yang dibutuhkan oleh dunia:

Mengajar - peningkatan kualitas kebahagiaan manusia.

Sehingga vocation (pekerjaan yang benar - benar kamu inginkan) adalah guru dan konselor. Namun, tidak menutup kemungkinan content writer dengan cakupan psikologi bisa membantumu memenuhi kebutuhan dunia/ masyarakat yang kamu cantumkan dalam diagram.


Lalu, pada irisan mission, terdapat persamaan antara hal yang kamu suka dan yang dibutuhkan oleh dunia:

Menganalisa perilaku manusia, membaca dan menulis tentang psikologi - kebutuhan dunia/ masyarakat yang kamu cantumkan dalam diagram.

Sehingga mission (hal yang ingin kamu lakukan untuk mencapai tujuanmu) adalah menganalisa perilaku manusia dan menuangkannya dalam artikel psikologi untuk membantu orang lain bahagia.


Setelah melihat keempat irisan tadi, beberapa pekerjaan/ profesi yang sering muncul, merupakan tujuan utama karirmu, yaitu content writer tentang psikologi/ konseling, juga konselor.

Menurut saya, diagram ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Dengan sistem diagram Venn, maka lebih mudah mengerucutkan tujuan karir.
  • Simpel, mudah dan praktis, bisa dibuat di media digital maupun manual, seperti kertas.
  • Mudah dipahami, bahkan setelah kamu baca berulang kali.

Sedangkan kekurangannya, antara lain:

  • Dengan sistem diagram Venn pula, jadi tidak bisa membuat rincian lebih banyak untuk setiap irisan, karena terbatas dan sempitnya layout diagram.
  • Tidak bisa menulis kekurangan diri pada diagram, sebab tak ada space untuk itu. Padahal, kekurangan diri sangat berpengaruh pada karir.
  • Tidak bisa menulis rencana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan karir (harus ditulis di media lain, bukan pada diagram).

Terlepas dari adanya kekurangan, Diagram Venn Tujuan bisa kamu jadikan sebagai salah satu alternatif untuk menemukan tujuan karirmu!


Mindmap

Dulu, saat saya masih di sekolah menengah, saya sering melihat teman saya membuat mindmap. Saat itu, bahkan sampai detik  sebelum saya menulis artikel ini, saya belum tertarik sama sekali tentang mindmap. Namun, sempat terbersit dalam pikiran saya, bahwa mindmap adalah salah satu cara yang cukup brilian untuk menemukan tujuan karir. 

Sependapat pula dengan Hazel Wagner, seorang penggagas Criterion Referenced Testing in Education, dan juga seorang spesialis mindmap, dalam Ted Talk berjudul 'Want to Learn Better? Start Mind Mapping' mengatakan bahwa mindmap dapat menstimulasi otak kita untuk memunculkan ide - ide baru, memainkan kata kunci yang bisa dijabarkan ke banyak cabang detail. Selain itu, mindmap bisa diaplikasikan dalam hal apapun. Ketika Wagner menggunakannya untuk matematika, bukan tidak mungkin kita bisa menggunakan mindmap untuk menentukan tujuan karir.

Ada sedikit rasa penyesalan dalam diri, mengapa tak sedikitpun tertarik dengan mindmap dari dulu? Padahal saya sudah tahu sejak lama. Apalagi, saya meraba - raba bertahun - tahun dalam menemukan tujuan karir saya. Namun, yasudahlah. Yang penting sekarang fokus!

Kembali ke mindmap. Bagaimana aplikasinya dalam menentukan tujuan karir?

Sebenarnya tak ada formula, bahkan layout yang pasti tentang ini. Namun, saya sudah mencoba. Hasilnya? Cukup detail. 

Lanjut?


Cari situs mindmap

Pertama, kamu bisa googling situs pembuat mindmap. Saya menggunakan Whimsical. Kamu bisa menggunakan situs mindmap lainnya, jika lebih familiar.

Apakah tidak bisa manual menggunakan kertas/ buku?

Bisa saja, tetapi akan memakan banyak sekali ruang. Satu passion bisa menghasilkan banyak sekali cabang, apalagi jika kamu punya dua hingga lima bidang passion, saya jamin kamu akan kewalahan mengatur layout. Ya balik lagi, itu pilihanmu.


Mulai!

Kolom Utama Mindmap

  1. Ketik My Passion atau apapun sesukamu di kolom utama mindmap. Whimsical sangat mudah digunakan, jadi kamu pasti langsung lancar menggunakannya.
  2. Jabarkan passion-mu. Bisa fotografi, sepakbola, komputer, dan lainnya. Dalam contoh yang saya buat, saya menjabarkan passion memasak dan melukis. Kamu bisa jabarkan passion-mu sebanyak - banyaknya ya!
  3. Lalu, passion melukis tadi bisa kamu jabarkan menjadi digital, manual, dan pekerjaan/ profesi. Kamu bisa tambahkan cabang lainnya, jangan terpaku dengan contoh ya!
  4. Selanjutnya, uraikan peralatan yang kamu butuhkan untuk melukis digital, juga manual.
  5. Pada cabang pekerjaan/ profesi, kamu bisa menjabarkannya menjadi pekerjaan yang berhubungan dengan seni rupa/ seni lukis. Kamu bisa googling, pekerjaan apa saja yang cocok, dan berpotensi menjadi karirmu di masa depan. Contohnya: seni lukis bisa menjadi YouTuber, guru/ dosen seni rupa, pedagang lukisanmu sendiri di marketplace, fashion designer, animator, dan illustrator. Kamu bisa menambahkan sebanyak mungkin peluang pekerjaan yang berhubungan dengan bidang passion-mu.
  6. Lalu, pada kolom berbagai pekerjaan tadi, jabarkan satu persatu alat atau bahan apa saja yang harus kamu siapkan, pendidikan apa yang harus kamu tempuh, kursus apa yang harus kamu jalani, dan lain sebagainya. 
  7. Mana yang cocok untuk kantongmu? Apakah kamu mau meminta modal dari orangtua, menabung uang jajan/ uang gaji dulu, atau buat usaha sampingan untuk memenuhi modal passionmu? Kondisional, tergantung keadaan keuanganmu saat itu, dan prediksimu ke depannya.


Mindmap Tujuan Karir


Ini baru satu passion loh, masih banyak passion lain yang harus kamu jabarkan. Tenang, Whimsical bisa membuat mindmap tanpa batas ruang.

Setelah menjabarkan semuanya, kamu bisa memilih mana yang paling cocok untukmu, atau yang sesuai dengan kemampuanmu, baik keuangan ataupun skill. Eliminasi pekerjaan yang menurutmu bukan kamu banget, atau budget-nya tak terlalu mendukung walaupun kamu sudah menabung. Bukan pesimis loh ya, hanya realistis. Namun, jika kamu sudah bebas secara finansial, seharusnya tak ada masalah, bukan?

Bisa saja kamu trial and error di dunia nyata, untuk mencoba satu persatu pekerjaan yang sudah kamu jabarkan di mindmap. Namun, proses ini akan memakan waktu yang lama, bahkan mungkin bisa seumur hidupmu, apalagi jika passion-mu banyak. Jadi, balik lagi, itu pilihanmu.


Well, menurut saya, menentukan tujuan karir dengan mindmap memiliki kelebihan, antara lain:

  • Lebih detail dan banyak pilihan dalam menjabarkan pekerjaan yang berhubungan dengan passion.
  • Bisa menjabarkan rencana untuk mewujudkan pekerjaan yang ingin digeluti, bahkan sampai rincian rencana modal.
  • Kamu bisa menjabarkan kekuranganmu, sehingga kamu bisa memilih pekerjaan yang menghindari kekuranganmu, atau justru mengatasi kekuranganmu. 
  • Dengan rencana yang kamu buat, kamu akan menemukan banyak hal baru yang harus kamu pelajari, dan itu membuatmu keluar dari zona nyaman.

Sedangkan kekurangannya adalah:

  • Terlalu banyak pilihan pekerjaan, sehingga membuatmu bingung memilih.
  • Skema mindmap terlalu besar dan melebar.
  • Membuatnya akan lebih lama, karena sangat detail.


Bagaimana, kamu lebih suka menggunakan Diagram Venn Tujuan atau mindmap? Atau bahkan ingin menggabungkan keduanya? 

Setelah kamu menemukan tujuan karirmu, pastikan kamu ACTION. Lalu, KONSISTEN. Ini bagian tersulitnya. Sayapun masih struggle dengan bagian ini. Namun, percayalah dengan diri sendiri, kita bisa melakukannya!

Terimakasih sudah mengunjungi Personagram. Jangan lupa kunjungi Personagram di Instagram ya (@personagram.id dan @fellowinfj)! Saya salut kamu membaca artikel sepanjang ini.

Comments

Post a Comment

Popular Posts