Percaya Zodiak atau MBTI?
Hello, Personaria!
Beberapa bulan yang lalu hingga saat ini, penulis sedang aktif di sebuah media sosial yang sangat kaya akan intelektualitas. Apa itu?
Yup, Quora! Saya jadi terpikirkan untuk menulis di blog ini. Terimakasih idenya, wahai penanya!
Ah, saya akan menggunakan sudut pandang pertama deh dalam artikel ini.
Ada pertanyaan begini, "Di antara zodiak dan MBTI, mana yang lebih kamu percayai untuk mendeskripsikan kepribadian kamu?"
Wah, jelas saya jawab MBTI dong!
Lebih tepatnya, saya lebih percaya dengan cognitive functions yang merumuskan dan menghasilkan 16 tipe kepribadian.
MBTI sendiri merupakan sebuah tes yang terdiri dari berbagai pertanyaan berkaitan preferensi psikologi mengenai bagaimana manusia melihat dunia dan membuat keputusan, dengan menjadikan empat kategori sebagai acuan, yakni introversion atau extroversion, sensing atau intuition, thinking atau feeling, judging atau perceiving.
Faktanya, tes MBTI ini seringkali menghasilkan multiple types pada kepribadian kita. Misalnya, bulan lalu kita tes MBTI dan menghasilkan INTJ, lalu bulan ini kita kembali melakukannya dan kita mendapatkan INFJ.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab jawaban yang kita tuliskan di tes MBTI bergantung pada mood atau perasaan kita saat itu. Jika saat melakukan tes, kita dalam keadaan senang, tidak ada konflik yang berarti, maka bisa saja menghasilkan tipe A. Lalu, di waktu yang berlainan, dunia serasa runtuh dan tak ada yang memihak kepada kita, lalu kita melakukan tes MBTI, bisa saja menghasilkan tipe B. Adalagi, di tahun berikutnya, kehidupan kita biasa saja, malah cenderung membosankan, bisa jadi menghasilkan tipe C.
Saya sendiri pernah menjalankan tes MBTI sebanyak lima kali, di situs yang berlainan. Hasilnya? INFJ tiga kali, dan INFP dua kali. Sangat membingungkan, bukan?
Setelah saya telusuri berdasarkan cognitive functions, barulah saya bisa mengidentifikasi apa tipe kepribadian saya sebenarnya.
Apalagi dengan statement yang dituliskan oleh Carl Jung, "Tidak ada yang murni 100% sebagai extrovert maupun introvert." Bahkan, dari empat cognitive functions yang aktif dalam diri kita, bisa terjadi berbagai kemungkinan, seperti mature personality, terjadi loop, dan lainnya.
Selain itu, shadow function (empat functions yang menjadi kelemahan kita) juga berperan penting dalam menghadapi masalah.
Oleh karena itu, saya sendiri beranggapan bahwa cognitive functions merupakan dasar yang membentuk kepribadian kita menjadi seorang manusia. Functions ini terdapat dalam otak kita, baik secara sadar maupun tidak sadar (alam bawah sadar).
Apalagi, kamu pernah dengar, kan, istilah healthy dan unhealthy types? Atau mature dan immature types? Contoh saja, healthy INFJ antara lain Nelson Mandela. Sedangkan unhealthy INFJ adalah Adolf Hitler. Padahal, keduanya merupakan INFJ, bukan? Lalu, mengapa bisa menghasilkan output yang berbeda?
Hal ini disebabkan oleh cognitive functions yang berfungsi dengan baik dan digunakan dengan bijak oleh healthy/ mature types. Istilah lainnya, kita menjadi versi terbaik dari diri kita. Apakah maksudnya tanpa dosa sama sekali?
Oh tentu tidak, Personaria! Ingat shadow functions, empat functions terbawah yang menjadi sumber dosa kita. Namanya manusia, tak luput dari kesalahan. Namun, healthy/ mature types akan bisa mengendalikan shadow functions ini dengan baik dan bijak, sehingga terjadi kesalahan yang minimalis dalam hidup mereka.
Sebaliknya, unhealthy/ immature types bisa mengalami beberapa hal, seperti terjadinya loop (function pertama dan ketiga bersatu dengan mengabaikan function kedua), kecenderungan untuk tidak mengasah functions ketiga dan keempat, kegagalan diri untuk mengendalikan shadow functions, dan banyak faktor lainnya. Sehingga terjadi banyak kesalahan dalam hidup mereka dan mengakibatkan dampak yang buruk, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Lalu, selain cognitive functions, apalagi yang bisa kita jadikan sebagai acuan atas ambiguitas hasil tes MBTI?
Enneagram. Dengan mempelajari cognitive functions dan Enneagram secara bersamaan, kita akan mengetahui alasan terjadinya multiple types pada kepribadian kita.
Misalnya, INFJ-T 4w5 dengan INFJ-T 5w6 akan menghasilkan output kepribadian yang berbeda. Padahal, sama - sama INFJ, bukan?
Begini, INFJ-T 4w5 akan menghasilkan kepribadian yang sangat moody, seringkali telat atau tidak tepat waktu, membenci perdebatan, perfeksionis dalam artian all or nothing, tidak menyukai science, dan sebagainya. Saat melakukan tes MBTI, tipe ini bisa mendapatkan INFP.
Sedangkan INFJ-T 5w6 akan menghasilkan kepribadian yang sangat perfeksionis dalam hal apapun, sangat menyukai science, tidak suka telat, selalu tepat waktu, sangat suka berdebat asal dalam batas wajar, dan sebagainya. Lalu, tipe ini bisa mendapatkan INTJ saat melakukan tes MBTI di lain waktu.
Hal inilah yang menyebabkan kita tidak bisa hanya mengandalkan satu acuan pembentuk kepribadian. Tak hanya cognitive functions atau Enneagram, banyak sekali aspek yang berpengaruh pada kepribadian kita, seperti latar belakang keluarga, masa kecil yang kita jalani, lingkungan sekitar, pendidikan, kesehatan fisik maupun mental, budaya, geografis, dan sebagainya.
Oleh karena itu, semua aspek tersebut akan terpadukan dan membentuk sebuah kepribadian yang unik, dan tidak ada kepribadian yang sama persis satu sama lain. Itulah salah satu kehebatan Yang Maha Kuasa.
Selanjutnya, apa kabar dengan zodiak? Saya pikir sangat tidak masuk akan mengatasnamakan tanggal atau tahun kelahiran sebagai acuan kepribadian kita. Apakah orang yang lahir di tanggal, bulan dan tahun yang sama, di jam yang sama, akan menghasilkan kepribadian yang sama pula?
Photo by Vedrana Filipovic on Unsplash |
Tentu tidak! Sangat absurd, apalagi dengan menghubungkan rasi bintang yang sangat tidak logis. Hal ini sangat kuat kaitannya dengan ilmu hitam, sebab terjadi komunikasi antara peramal zodiak dengan jin. Peramal zodiak ini akan menjual jiwanya kepada jin, dan sebagai imbalannya, jin akan pergi ke langit dan mendengarkan para malaikat berbicara antara mereka sendiri tentang peristiwa masa depan yang mereka dengar dari Allah, secara diam - diam. Lalu, jin akan memberitahu berita masa depan kepada sang peramal. Itu sebabnya mengapa ramalan mereka tidak 100% benar, karena sang jin hanya mendengar secara samar - samar. Dan dalam agama Islam, hal ini termasuk musyrik. Hal inilah yang menjadikan ramalan zodiak atau shio tidak boleh dipercaya sama sekali.
“Kecuali syaithan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al Hijr: 18)
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki - laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin - jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan" (QS. Al Jinn: 6)
Bagaimana? Apakah kamu bisa relate dengan penjabaran di atas? Apakah kamu punya pendapat lain? Tulis komentar di bawah ya!
Terimakasih sudah mengunjungi Personagram. Jangan lupa kunjungi Personagram di Instagram ya (@personagram.id dan @fellowinfj)! Have a good day, Personaria!
Comments
Post a Comment