Overthinker

Photo by Volkan Olmez on Unsplash


Kutukan dan anugerah, menyatu dalam konspirasi pikiran manusia.

Sebuah bibit ketidakadilan bagi seseorang, yang hanya ingin 'hidup' di dunia nyata. 

Berusaha menepis semua pemberontakan yang dibayangi oleh sisi gelapnya.

Detik demi detik ia lalui dengan belenggu batin yang menjeratnya. 

Menjadikan dunianya terlapisi kubah transparan, yang menyetrumnya setiap kali ia ingin lari dari dirinya. 

Membuatnya babak belur, dihajar oleh dunia yang ia ciptakan sendiri.

Tak ada siapapun, hanya ia seorang diri di sana. 

Meringkuk dalam kesepian yang pilu dan tak kenal ampun. 

Air matanyapun telah mengerak di setiap sudut wajahnya. 

Dari kejauhan, mulutnya terlihat bergerak pelan.

Bergumam pertanyaan yang sama berjuta kali.

"Seperti apa rasanya menjadi bodoh dan tak tahu apapun?"

"Seperti apa rasanya tak pernah berpikir?"


---


Sebuah prosa; Overthinker, Nona Winda, 6 Oktober 2022.

Comments

Popular Posts